Grup dengan Nama Awal Raja Garuda Mas ini Ikut Membangun Infrastruktur di Pedesaan

Berdiri dengan nama awal Raja Garuda Mas, Royal Golden Eagle (RGE) selalu mengambil peran dalam kemajuan bangsa. Mereka melakukannya dengan beragam cara. Salah satunya ialah dengan ikut aktif membangun infrastruktur di kawasan pedesaan.

Grup dengan Nama Awal Raja Garuda Mas ini Ikut Membangun Infrastruktur di Pedesaan

Didirikan oleh pengusaha Sukanto Tanoto pada 1973, RGE sempat bernama Raja Garuda Mas. Pada awalnya, mereka menggeluti industri pembuatan kayu lapis. Namun, kini, Royal Golden Eagle lebih dikenal sebagai korporasi kelas internasional yang berkiprah dalam pemanfaatan sumber daya alam.
Dengan anak-anak perusahaan yang menggeluti industri kelapa sawit, pulp dan kertas, pengembangan energi, viscose fibre, dan selulosa special, RGE memiliki nilai yang tinggi. Perusahaan ini mempunyai aset senilai 18 miliar dolar Amerika Serikat dan karyawan sejumlah 60 ribu orang.

Keberhasilan itu membuat Royal Golden Eagle menjadi salah satu kebanggaan Indonesia. Harus diakui, ada banyak masalah yang kompleks di negeri kita. Satu yang amat krusial adalah kondisi infrastruktur yang buruk. Faktor ini sering membuat daya saing Indonesia dibanding negara-negara lain lebih rendah.

Kondisi infrastruktur negeri kita bisa tergambar dari Logistic Performance Index (LPI). Pada 2016, nilai LPI Indonesia yang menjadi tolak ukur infrastruktur sebuah negara tidak bisa dibilang baik.
"Bagaimana kita lihat pembangunan infrastruktur, indikator paling penting Logistic Performance Index kita anjlok. Pada tahun 2016 berada di posisi ke-63. Artinya infrastruktur jelek dan tidak karuan," kata pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy seperti dilaporkan oleh Akurat.co.

Fakta ini memang mengenaskan. Bagi dunia bisnis juga berpengaruh buruk. Sebagai contoh nyata, biasanya biaya logistik selalu membengkak hingga 20 persen. Tentu saja itu akan menyulitkan pelaku usaha untuk menekan harga karena biaya produksi yang tinggi.

Sebagai institusi bisnis, Royal Golden Eagle pasti juga terpengaruh. Contoh nyata adalah tentang infrastruktur di kawasan pedesaaan yang sangat kurang. Padahal, banyak sekali basis produksi seperti pabrik atau perkebunan anak perusahaan RGE yang ada di daerah terpencil. Tanpa infrastruktur yang baik jelas saja proses kerja perusahaan akan terkendala.

Akan tetapi, grup yang berdiri dengan nama awal Raja Garuda Mas tahu persis bahwa pemerintah tidak akan mampu mengatasi problem infrastruktur seorang diri. Mereka butuh bantuan pihak lain seperti swasta. Hal inilah yang akhirnya mendorong Royal Golden Eagle aktif mengambil peran.
“Orang melihat masalah tersebut seperti ayam dan telur. Tanpa infrastruktur tidak akan yang berinvestasi di daerah pedesaan. Namun, jika tidak ada investasi, infrastruktur tidak akan dibangun,” ujar Direktur RGE, Anderson Tanoto.

Hal ini akhirnya mendorong Royal Golden Eagle secara aktif untuk ikut membangun infrastruktur. Mereka menjadikan kawasan pedesaan yang sering terlupakan sebagai fokus.
Ada banyak langkah nyata yang dilakukan oleh RGE melalui anak-anak perusahaannya. Grup APRIL misalnya, unit bisnis Royal Golden Eagle yang memproduksi pulp dan kertas ini dengan aktif membangun infrastruktur seperti jalan, sekolah, fasilitas kesehatan, sarana sanitasi, serta generator listrik.

Pembuatan infrastruktur yang mereka lalukan tidak bisa dianggap remeh. Hingga saat ini, APRIL sudah membangun jalan sepanjang 12 ribu kilometer. Selain itu, mereka juga mendirikan 556 tempat ibadah dan 96 sekolah. Hal itu masih ditambah dengan pembangunan fasilitas kesehatan, air, serta sanitasi yang mencapai 30 buah.

Bukan hanya itu, APRIL juga tercatat membangun 17 sarana olahraga dan aktif membangun 98 generator listrik yang berguna bagi masyarakat. Terkait pembangkit listrik, mereka secara jeli mampu mengolah limbah hasil produksinya menjadi sumber energi biogas.

MENDUKUNG PERKEMBANGAN MASYARAKAT

MENDUKUNG PERKEMBANGAN MASYARAKAT

Infrastruktur yang dibangun oleh Royal Golden Eagle memang diperuntukkan untuk mendukung operasional perusahaan. Namun, mereka tak lupa terhadap manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat. Sebisa mungkin program dirancang supaya publik dapat menikmati keuntungannya.

Contoh nyata ada di Provinsi Riau. Di sana anak perusahaan RGE, APRIL, meninggalkan jejak positif berupa keberadaan infrastruktur yang mendukung perkembangan masyarakat.
Melalui unit operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), APRIL membangun sejumlah jalan di berbagai daerah di Riau. Di Pulau Padang misalnya. Mereka tercatat membangun pembuatan jalan sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan 20 desa yang sebelumnya terisolasi.

Tentu saja perubahan itu membawa dampak positif. Roda perekonomian di sana lebih bergulir dengan baik berkat keberadaan jalan yang memudahkan akses barang dan jasa.
Kontribusi Grup APRIL bagi perkembangan infrastruktur di Riau masih ada lagi. Mereka juga tercatat membangun jalan di Kabupaten Kuantan Singingi. Seperti pembangunan jalan beraspal sepanjang lima kilometer. Jalan ini menghubungkan Benai dan Cerenti.

Dampak pembuatan jalan ini sangat positif. Membuat akses ke kawasan Talontam, Tebing Tinggi, Banjar Benai, dan sekitarnya menjadi lebih mudah.
“Pada masa lalu, orang-orang menutup pintu karena takut debu dan pasir dari jalan akan memasuki rumahnya. Namun, kini mereka bisa membiarkan pintunya terbuka. Kami berterima kasih kepada RAPP yang mau merealisasikan keinginan masyarakat,” ujar Bupati Kuantan Singingi, Sukarmis, saat masih menjabat.

APRIL memang mengaku sengaja membuat jalan tersebut. Sebab, mereka tak ingin maju berkembang sendiri. Unit bisnis bagian dari RGE ini berharap maju dan berkembang bersama komunitas di sekitarnya.
Semangat ini bahkan sampai terbawa ke dalam diri para karyawan di Royal Golden Eagle. Contoh menarik ada di RAPP. Para pekerja unit operasional APRIL ini malah rela membuat program pembuatan jalan secara sukarela sebagai relawan.

Bersama-sama masyarakat, para karyawan RAPP membangun jalan sepanjang 1,5 kilometer di Tebing Tinggi. Jalan yang mulanya sangat sempit berhasil mereka perluas.
“Sebelumnya jalan sangat sempit dan tidak bisa dilewati oleh mobil dan motor. Sekarang, terima kasih kepada RAPP atas bantuannya, orang tua kini tidak lagi perlu bepergian terlalu jauh untuk mengantar anak bersekolah. Selain itu, kami juga lebih mudah untuk pergi ke pasar,” ucap Kepala Desa Tebing Tinggi, Harmadi.

Royal Golden Eagle sengaja melakukannya sebagai bagian dari realisasi filosofi bisnisnya. Mereka memang ingin selalu mampu memberi manfaat kepada masyarakat dan negara.
“Dalam sepuluh tahun terakhir, industri pulp dan kertas serta kelapa sawit seperti kami telah berhasil membangun jalan sepanjang 3.000 kilometer di pedesaaan. Ini berarti penting bagi masyarakat,” kata Anderson Tanoto.

Sejak berdiri dengan nama Raja Garuda Mas hingga kini, RGE memang terbukti berani mengambil inisiatif untuk mengembangkan pedesaan. Pembangunan infrastruktur secara konsisten yang  dilakukan di sana adalah buktinya.

0 komentar