Sektor industri membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk melakukan kegiatan produksi. Dari sebagian besar energi yang digunakan, diketahui bahwa hampir tiga per empat porsi kebutuhan energi adalah energi panas. Sehubungan dengan hal tersebut, potensi energi matahari sebagai energi baru terbarukan penghasil energi panas ternyata memiliki keuntungan yang jauh lebih besar daripada penggunaan energi matahari yang hanya diperuntukkan untuk menghasilkan listrik.
Berkaca dari kebutuhan-kebutuhan energi di Inggris, Eropa, dan Amerika, tampaknya kebutuhan energi panas untuk sektor industri bisa mencapai hingga 76% dari total kebutuhan energi yang terdiri dari energi panas, energi listrik, dan lainnya. Sayangnya, kebutuhan akan energi panas ini terlihat sangat kontras dengan kebijakan kebanyakan perusahaan industri dalam membangun infrastruktur ramah lingkungan yang berbasiskan energi baru terbarukan. Kebanyakan pabrik dewasa ini menggunakan panel surya photovoltaik (solar panel) yang menghasilkan energi listrik. Banyak juga yang menggunakan energi angin maupun air untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan pabrik. Fakta ini tentu sangat bertolak belakang dengan kenyataan bahwa kegiatan produksi membutuhkan porsi energi panas yang jauh lebih besar dari kebutuhan listriknya. Solar panel, turbin angin, dan turbin air tidak menghasilkan panas, mereka hanya menghasilkan listrik. Tentu akan sangat boros jika energi listrik yang didapat kemudian digunakan untuk memanaskan sesuatu, yang seharusnya bisa dipanaskan secara langsung oleh sumber energi panas.
Untuk menciptakan sistem penghasil energi baru terbarukan yang berkesinambungan, kebutuhan akan energi panas secara langsung sangat mutlak diadakan. Pada dasarnya, energi baru terbarukan dari matahari bisa secara langsung digunakan sebagai energi panas dengan cara menangkap radiasi panas matahari dan menyalurkannya ke elemen-elemen pabrik yang membutuhkan panas. Dengan demikian, energi panas matahari ini bisa langsung digunakan untuk memanaskan air bagi proses pencucian botol atau proses kimia, atau memanaskan udara untuk proses pengeringan dan pemanggangan. Selain itu, energi panas matahari ini juga bisa digunakan untuk menghasilkan uap yang sangat dibutuhkan kebanyakan mesin pabrik untuk beroperasi.
Dengan menggunakan energi panas matahari secara langsung tanpa mengubahnya menjadi energi lain terlebih dahulu, maka efisiensi penggunaan energi baru terbarukan bisa jauh ditingkatkan. Dengan pemahaman tersebut pula, maka kesinambungan penggunaan energi bisa digunakan secara tepat dan ekonomis. Meski strategi penerapan sistem energi baru terbarukan yang efisien dan efektif masih perlu dikembangkan sesuai kebutuhan masing-masing pabrik, namun dengan terus mengusahakan hal tersebut akan sektor industri akan secara otomatis dibawa ke titik puncak pemanfaatan energi baru terbarukan
0 komentar